Merelakan

Saat yang menyakitkan

Adalah ketika menatap kepergian

Oleh tangan yang perlahan melepas genggaman

Dari seseorang yang selalu ingin bertahan


Waktu berharga yang kini telah binasa

Karena hati yang hancur dengan begitu dahsyatnya

Tanpa ada sedikitpun kepingan rasa yang tersisa

Termasuk jiwa yang seketika terasa hampa


Ingin rasanya ku kembali ke masa dimana ku menemukan kebahagiaan

Yang ku kira semua itu adalah anugerah dari Tuhan

Dan takkan pernah berubah menjadi kesedihan

Namun kenyataannya takdir sudah mengirimkan jawaban


Semua jawaban itu berujung pada perpisahan

Dimana kita dipaksa untuk merelakan

Oleh sesuatu yang takkan pernah kembali lagi ke dalam pelukan

Dan ikhlas yang menjadi satu-satunya pilihan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sendiri

Takdir Dan Harapan

Impian Angin